#BLPFAM | DAYU HATMANTI, MENDAPAT INSPIRASI DARI ANABUL UNTUK BERKARYA
Seorang ibu anak satu yang membagikan kisah pertemuannya dengan seekor kucing kecil. Sekarang, kucing kecil tersebut tumbuh dan membawa banyak kebaikan bagi Dayu Hatmanti dan keluarga.
Kalau hari itu Kinar tidak bersikeras ingin merawat Poco, mungkin sekarang kita akan punya cerita yang berbeda karena Poco adalah sosok di balik Pocilito dan Poco Run.
Dalam rangka hari Ibu, yuk ngobrol dengan sosok ibu inspiratif Dayu Hatmanti, mantan presenter televisi yang kini menjadi content creator, instruktur renang bayi, pengusaha, sekaligus ibu untuk Kinara yang berumur 6 tahun, juga Poco, seekor kucing laki-laki yang menjadi anggota keluarga barunya!
Ceritain dong rutinitas harianmu.
Setelah menikah, aku banyak menghabiskan waktu di rumah sebagai ibu rumah tangga, tapi aku juga menjadi instruktur renang dan mulai merintis clothing brand bernama Pocilito yang terinspirasi dari kucingku, Poco. Aku juga suka membuat konten di Instagram tentang keseharianku.
Awalnya bertemu Poco?
2,5 tahun yang lalu, saat aku menemani Kinar bermain sepeda keliling komplek, kita menemukan seekor kucing kecil di tengah jalan, waktu itu mungkin umur Poco masih 2 bulan. Kita main sebentar dan waktu aku mengajak Kinar pulang, Poco mengikuti kita sampai ke rumah yang sebenarnya lumayan jauh. Sesampainya di rumah, Kinar minta izin untuk memberi makan.
Setelah itu, Kinar minta izin dengan bilang “Bu, boleh gak aku rawat? Aku suka, aku mau kasih makan, aku yang kasih minum, aku yang sayangi”. Di umurnya yang masih 3 tahun waktu itu, aku pikir Kinar akan cepat bosan, tapi dia terus minta izin sampai akhirnya bapaknya luluh dan aku setuju, jadi hadirlah Poco yang saat ini menjadi bagian dari keluarga kita. Di mataku, Kinar dan Poco seperti love at the first sight satu sama lain.
Bagaimana Poco mengubah hidupmu?
Sebelum Kinar bertemu dengan Poco di tanggal 9 Juni 2020, tepatnya di bulan Februari, aku mengalami keguguran dan tuba aku diangkat 1, jadi kita sekeluarga berduka waktu itu karena sebenarnya Kinar pengen sekali punya adik. Dengan adanya Poco, Kinar melihat sosok adik dalam wujud seekor kucing yang dirasa bisa menyalurkan kasih sayangnya untuk adik kepada Poco.
Untuk keluarga kami sendiri, Poco sudah membawa banyak berkat dan membuka banyak pintu rezeki. Tidak hanya secara materi, tapi juga relasi dan kesempatan yang tak terduga. Apapun yang kita buat dengan nama Poco jadi lebih bermakna, seperti clothing line kita, Pocilito dan acara Poco Run yang membuat banyak orang antusias karena mereka tahu cerita dibalik itu. Kalau hari itu Kinar tidak bersikeras ingin merawat Poco, mungkin sekarang kita akan punya cerita yang berbeda.
Apa sih Pocilito itu?
Pocilito adalah project yang berawal dari kesukaanku menggunakan kemeja loose berbahan linen yang dulu selalu kupakai saat traveling atau bekerja sebagai presenter TV untuk program jalan-jalan. Namun karena keterbatasan sumber daya, kemeja linen dengan patch Poco ini belum bisa kujual dengan sistem ready stock. Tak kusangka, antusiasme orang-orang yang luar biasa membuat jualanku selalu habis di hari-hari awal kita membuka batch.
Karena kita menggunakan nama Poco yang adalah seekor kucing, aku ingin memberi sesuatu yang bermanfaat untuk jangka panjang dengan cara menyisihkan sekian keuntungan dari Pocilito untuk shelter kucing yang menampung dan merawat ratusan kucing jalanan. Selama aku menggunakan nama Pocilito atau Poco, aku akan berkomitmen untuk membagikan keuntunganku kepada shelter kucing.
Bagaimana awalnya Poco Run terbentuk?
Poco Run dibuat oleh suamiku karena aku gagal mengikuti race pertamaku akibat gempa Cianjur. Padahal acara tersebut sangat aku tunggu-tunggu karena lari adalah olahraga baru yang aku suka selain diving. Poco Run disambut baik oleh followers-ku karena ini adalah saatnya orang-orang yang baru memulai, yang malu untuk ikut event yang serius, atau tidak punya outfit keren bisa tertampung.
Akhirnya Poco Run kemarin berlangsung kemarin dengan sangat seru dan menjadi momen lari pertamaku yang paling berkesan. Terima kasih juga untuk BLP yang mau ikut berpartisipasi mendukung acara ini dengan tulus dan menambah antusiasme calon peserta!
Apa yang memotivasimu?
Menurutku, hidup itu pasti berjalan, mau sesuai atau tidak sesuai dengan rencana kita. Namun, kita bisa memilih mana yang lebih kita suka dan bisa dilakukan. Profesi aku seperti instruktur renang bayi, berkreasi lewat konten-konten di Instagram, dan membangun Pocilito semuanya adalah hal yang aku nikmati.
Yang ingin kamu sampaikan untuk sosok ibu di luar sana?
Hubungan ibu dan anak juga bisa diterapkan pada anabul! Aku sangat salut dengan orang-orang yang mau mencurahkan perhatian, kasih sayang, dedikasi, dan tanggung jawabnya untuk merawat anabul dengan tulus tanpa mengharapkan apapun. Jadi, pesanku adalah jangan berkecil hati karena memang tidak ada yang perlu di kecil-hatikan. Hati kalian sangat luas dan besar untuk bisa merawat sesuatu yang bukan dari diri kalian.
Produk BLP favoritmu?
Untuk pemilik kulit acne prone, kombo Face Base dan Face Powder adalah andalanku, ditambah Lip Coat. Aku salut dan berterima kasih pada BLP karena sudah memberi ruang untuk orang-orang yang merasa diri “kurang cantik” dengan pesan bahwa semua orang dapat bersinar asal merawat kulit dan menggunakan makeup dengan tepat.